Sabtu, 14 Juni 2014

Izinkan aku mengeluh, hari ini

Ya Allah.. bolehkah aku mengeluh?

malam ini ya Allah izinkanlah aku mengeluh padamu
ya Allah hari ini sungguh melelahkan ya Allah..
bahkan saat aku belum memulai hari ini aku sudah sangat keleahan..
Ya Allah..betapa Engkau memberikan aku ujian kesabaran yang sangat sabar

Aku tahu ya Allah aku harus kuat.. harus melalui semua ini
Tapi ya Allah, hatiku masih terlalu rapuh untuk menghadapinya
Ya Allah aku yakin Engkau tidak akan memberikan aku ujian diluar kemampuanku
Tapi sungguh hari ini membuat aku harus menangis karena ujian ini

Baru pernah aku sangat merasa keleahan, letih, takut, baru pernah..
hingga aku menangis berapa sungguh berat yang telah aku lalui

saat ini saat aku menulis ini harusnya aku sudah memejamkan mataku, saatnya mengistirahatkan badanku
tapi entah kenapa justru aku terisak begitu sesak dan mata ini tak mau menghentikan tamgisku
Ya Allah betapa sepertinya yang aku pikul ini sungguh sangat berat,, aku nggak kuat ya Allah.. nggak kuat

bahkan aku sampai membangunkan temanku karena suara isakanku yang tidak bisa aku tahan lagi
Aku lelah Ya Allah.. aku ingin teriak dan menangis sepuasku
tapi nanti kasihan Eva..

Ya Allah apapun ini pasti Engkau yang memberikan semua ini
betapa rebutan tempat ppl yang melelahkan
ujian UTS yang bahkan sampai sekarang aku masih gagal menjawabnya, dan ini baru pertama kalinya gagal
temkan yg begitu membuat aku habis kesabaran..

ah sudahlah.. aku ingin melupakan hari ini
hanya saja aku menjadi kawatir hari esok
aku harus apa ketika hari ini tidakn sebaik yang seharusnya, sehingga besok aku akan menerima kesuliatn lagi..

hari ini, sekarang ini, aku hanya punya Engkau Ya Allah
Biarkan malam-Mu ini memelukku dalam ketenangan
dan membuang semua letihku hari ini.. aamiin

Kos Adifit, 14 juni 2014 12.19 am

Jumat, 06 Juni 2014

Masih kurang apa lagi??

Banyak hal yang kadang, mungkin, tidak kita sadari, betapa kita sering banyak mengeluh
Mengeluh karena lelah, karena banyak masalah, dan yang mungkin paling sering mengeluh karena kurang
Kurang juga mendefinisakn banyak hal, kurang duit, kurang teman, kurang... ah banyak banget lah

dan saya tidak munafik!
saya juga ngerasa kuraaang terus
nggak usah disebutin kurang apa aja.. nggak bakal cukup sampe besok pagi
namun ada satu hal yang bikin agag sedikit menonjol
kurang yang bener-bener ini sampe diejek oleh orang-orang dan jadi bahan ledekan paling empuk
yaitu J-O-M-B-L-O
di semester keenam di kampus, karena kurang 2 semester hidup saya disini InsyaAllah, hal yang paling dicari ya itu dia
bahkan sampe ada ledekan, "ijazah wisuda mau diambil bareng orang tua? apa bedanya ambil ijazah masa SD?"
ampun daah,, jahat nian yang ngasih itu statement.

Tapi sedikit banyak kadang mempengaruhi psikologi saya..

Lalu saya menikmati semua ledekan itu sambil berfikir keras..
Dan saya sadar..

Memang benar saya masih sendiri, pacar nggak punya, calon suami ya belum ada,
Nggak ada yang ajak jalan2 ato menemani waktu berdua, berbeda dengan orang kebanyakan.
Tapi..
Saya sangat bersyukur akan semuanya..
Karena walaupun tidak ada pacar yang menemani aku, aku ternyata punya segalanya
Aku kurang apa? ketika aku dilahirkan dari keluarga penuh kebahagiaan dan kecukupan tanpa kurang kasih sayang sedetikpun untukku, bahkan selalu memanjakan aku si sulung layaknya anak bungsu
Aku kurang apa? ketika aku jauh di perantauanpun aku punya semuanya.. aku punya banyak teman yang selalu ada untuk aku, selalu memberiku semangat saat aku lelah dan menyerah, yang selalu mendorongku melakukan apapun yang aku suka, menemani aku kapanpun bahkan saat aku tak menyadarinya
Aku kurang apa? ketika ternyata teman lebih dari sekedar seorang yang disebut pacar, yang siap menemani aku ngapain aja bahkan mengajakku ke tempat yang belum pernah aku kesana? aku harus bersyukur yang bagaimana sekarang?
Aku kurang apa? ketika sekarang aku menginginkan melakukan sesuatu selalu bisa aku lakukan dan sekarang tidak ada lagi seseorang yang menghalangiku atas nama CINTA
Aku kurang apa? ketika aku akhirnya sadar bahwa hidup tanpa pacar jauh lebih indah dari yang aku bayangkan, dan aku selalu bersyukur atas keputusan besar untuk berpisah darinya
Aku kurang apa? memang aku kurang pasangan, kurang punya suami, tapi nanti sajalah, biarkan aku mengepakkan sayap-sayapku, karena sekarang tidak ada lagi yang akan mengikat bahkan mematahkan sayapku ini
bukan aku sebuah burung liar yang tak mau diatur.. tidak
aku burung biasa yang hanya ingin melihat dunia sebentar saja, sebelum aku akhirnya harus dikurung di sangkar emas
aku rela suatu saat  nanti, disaat yang tepat aku harus terikat di sangkar bahkan tidak lagi memiliki sayap, aku rela untuk orang yang benar-benar imamku, aku rela
karena aku tahu 1 hal, aku akan mendidik anak-anakku menjadi orang yang hebat, maka dari itu biarkan aku mendapatkan pelajaran dari dunia luar agar aku bisa lebih bijaksana dalam mendidik mereka nantinya

Sekaran, 06 Juni 2014-11:14PM
Burung yang mencoba kembali terbang

Yahyati Aulia