Kamu,
Kadang aku berfikir seperti mustahil,
Kamu,
Seperti bukan inginku tapi ada,
Dan kamu tau apa yg membuat aku melihat kamu?
Kesederhanaanmu,
Aku cinta kesederhanaanmu,
Dalam diam aku menatap,
Dengan cara sederhana aku berharap,
Meskipun aku tau kamu terlalu tinggi untuk aku tatap,
Terlalu istimewa untuk aku ucap,
Begitu indah dalam doa ku dekap.
Kamu, seperti sebuah permata yang tercipta dari alam,
Natural aku mengenalmu begitu dalam
Bukan karena waktu yang terlapau lama hingga kisahnya kusam,
Namun lagi-lagi kesederhanaanmu, hitungan hari kau jadi idaman,
Meskipun aku tau kamu seperti takkan tergenggam,
Tapi aku punya Tuhan yang sama denganmu, Tuhan Semesta Alam.
Aku tau kita sangat berbeda,
Dari bicaramu kamu cukup berwibawa,
Matamu selalu teduh berkharisma,
Obrolanmu ringan, namun bermakna
Mungkin itulah lama-lama membuatku terpana.
Pembawaanmu tenang dan menyenangkan,
Membuatku kadang terdiam karena aku masih berantakan,
Meski pertama berjumpa kamu sungguh menyebalkan,
Tak pernah terpikir sedikitpun pertemuan itu masih jadi bayangan,
Sesungguhnya aku tak ingin ada rasa ini,
Semua sungguh diluar kendali,
Kamu tiba-tiba terlintas disaat aku ingin sendiri,
Namun itulah kamu, bukan seperti kebanyakan lelaki,
Begitupun aku, tidak mau dosa lama terulang lagi,
Meskipun kamu akan tetap membuatku bungkam,
Hanya bisa tersimpan dalam impian,
Namun hingga kini kamu tetap yang terdalam,
Hingga aku hanya bisa mendoakanmu dalam diam.
Sekaran, 29 Juli 2015
Y. Aulia