Tafsir QS. Ad-Dhuha disampaika oleh Ustadz Abdullah Zaen Lc. M.A. pengasuh ponpes Tunas Ilmu Kedungwuluh, Kalimanah, Purbalingga. Pembahasan tafsir Al Qur'an dilakukan di Masjid Agung Darussalam Purbalingga (alun-alun kota Purbalingga) setiap hari Rabu ba'da sholat Maghrib hingga ba'da sholat Isya (tergantung pembahasan ayat hari itu).
saya mencoba mengabadikan dan membagikan ilmunya sesuai catatan dan pemahaman saya, mohon dimaafkan apabila ada kekurangan atau kesalahan, semata murni karena keterbatasan ilmu saya.
6 Januari 2016,
Tafsir Ad-Dhuha ayat 1.
Ayat satu, yang artinya "Demi waktu Dhuha". Kata "demi" dalam arti ayat ini mengandung arti sumpah. Allah bersumpah menggunakan Waktu Dhuha. Hal ini merupakan isyarat bahwa makhluk yang dijadikan sumpah adalah makhluk yang istimewa, seperti halnya Buah Tin, Waktu, dan Waktu Dhuha.
Lalu apa keistimewaan waktu Dhuha?
Dan kapankah waktu Dhuha itu? Mari kita bahas kapan saja waktu Dhuha itu. Dhuha secara arti kata adalah waktu siang ketika mulai memanas. Kapan? Yaitu dimulai beberapa saat setelah matahari terbit dan berakhir sebelum matahari tergelincir. Batas berakhirnya waktu Dhuha adalah persis saat matahari diatas kepala kita. Karena waktu sholat sendiri berbeda setiap harinya maka menggunakan matahari adalah indikator yang tepat untuk menentukan waktu Dhuha. Intinya saat bayangan masih ada di sebelah barat tubuh kita maka saat itulah waktu Dhuha masih berlangsung. Jika susah bisa menggunakan benda-benda untuk menentukan waktu Dhuha.
Ulama banyak berbeda pendapat tentang hal ini. Sebagian menyetujui maksud waktu Dhuha diatas, sebagian menafsirkan waktu Dhuha adalah selama siang sampai matahari terbenam. Alasannya adalah karena ayat kedua menceritakan tentang malam, bagaimana bunyi ayat kedua? nanti dibahas di pertemuan berikutnya.
Lalu apa keistimewaan waktu Dhuha?
- Waktu Dhuha adalah waktu yang dinamis, yang didalamnya waktu yang penuh semangat. Nabi SAW pernah berdoa yang artinya," Ya Allah berkahi ummatku di waktu paginya". Waktu Dhuha ini adalah waktu dimana umat Nabi sedang semangat-semangatnya, ada yang mulai bekerja, membuka toko, berdagang, dan sebagainya. Maka dari itu Nabi sangat suka pada ummatnya yang semangat dan tidak bermalas-malasan di waktu paginya.
- Di dalamnya disunahkan melakukan suatu ibadah yang mulia, yaitu sholat Dhuha. sholat Dhuha 2 raka'at itu menggantikan sedekah persendian tubuh. Allah menciptakan sendi sehingga kita bisa bergerak. Maka dari itu, bersyukurlah dengan cara bersedekah. Sedekah bisa dilakukan dengan takbir, bertahmid, bertahlil, bertasbih, dan beristighfar, menyingkirkan batu di terngah jalan, serta menyuruh orang melakukan perbuatan ma'ruf atau mencegah yang mungkar, juga termasuk sedekah. Dan berapa jumlah seluruh persendian setiap manusia, Nabi menyebutkan total persendian ada 360. Maka dari itu bisa lakukan dzikir itu, atau menyuruh orang berbuat ma'ruf sebanyak 360 orang. Namun kita tidak perlu melakukan itu, Rasulullah SAW bersabda,"Pada tiap-tiap pagi lazimkanlah atas tiap-tiap ruas anggota seseorang kamu bersedekah; tiap-tiap tahlil satu sedekah, tiap-tiap takbir satu sedekah, menyuruh berbuat baik satu sedekah, dan cukuplah (sebagai ganti) yang demikian itu dengan mengerjakan dua rakaat solat Dhuha .” (Hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
- Keutamaan selanjutnya, dengan Sholat Dhuha akan dipenuhi kebutuhanya, dan segala urusannya di akhir siang. Nabi SAW bersabda, "Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan 4 raka'at diawal siang, niscaya akan Aku urusi di akhir siang." Urusan itu, bisa saja dilindungi dari segala perbuatan dosa, dan bila kadung berbuat dosa maka kata Allah,"akan Aku tanggung urusanmu".
Lalu kapan waktu yang paling afdhol? Waktu yang paling afdhol yaitu di akhir waktu Dhuha. Nabi SAW bersabda," Sholatnya kaum awwabin (orang yang gemar kembali ingin taat pada Allah) diwaktu anak unta mulai kepanasan". Karena waktu segitu umunya manusia sudah mulai capek bekerja, sudah mulai lemes. Namun bila memang tidak memungkinkan untuk melaksanakan di waktu yang afdol tentu lebih baik lakukan sesempatnya saja. Tidak mungkin misal sedang mengajar pukul 11 siang (hari itu waktu yang paling afdol) maka tugas mengajar ditinggalkan.. tentu itu bukan yang dianjurkan Rasulallah.
Demikian tafsir Ad Dhua ayat 1, semoga bermanfaat.