Saya setuju dengan meme diatas, karena setiap ada sesuatu sata kuliah dulu, ibu yang saya telpon pertama kali.
sore ini saya berbincang dengan mbah uti, satu2 nya mbah saya yg masih ada. cukuplah setiap sore jika sempat saya menemani mbah bercerita apa saja sampe ngomongin orang pun saya ladeni. kali ini sampai pada berita terbaru, tante saya hamil lagi. saya seneng aja tambah rame, hanya mbah terlalu mempersoalkan rezeki lah, gimana mbiayainya lah.saya enteng menyeletuk,"hala mbah rezeki pasti akan bertambah, kaya ibu coba kalo nggak nambah yusak, mungkin sekarang bapak belum punya mobil". mbahku menyahut," iya itu ibumu jan usahanya.. selalu sedekah ke siapa saja yang masih kurang terutama kalo kamu telpon sedang kesulitan disana, pasti ibumu langsung kirim ke mana mana, bapakmu berasnya nggak hitungan lagi tiap bulannya". JLEBB...
andaikan saat itu nggak ada orang, saya bisa langsung terisak.. ya Allah ternyata cepatnya saya wisuda, cepatnya skripsi saya, kuliah saya, semata karena usaha bapak ibu saya. bisa jadi meski saya solatnya jumpalitan disana, mungkin hati saya belum bersih, belum khusyu', dan sholatku msh blum cukup untuk minta wisuda cepet. bisa jadi saya terlalu jumawa, terlalu sok gagah bilang Allah sayang, padahal dibalik itu semua, bapak ibu sayalah yg membuat saya seperti ini.
lalu jadi teringat, ada temen kuliah, bukan maksud gimana, hidupnya mulus aja.. kuliah lancar, bikin projek cepet jadi, beasiswa cair, pacarannya tetep ngalir.. hidup disawang enak banget ya. Ndilalloh saya diketemukan sama ibunya, masyaAllah merinding saya, liat bekas sujud di dahinya. Ya Allah betapa khusyu' sujud beliau, betapa kuatnya beliau meminta, berapa sujud untuk apa yg dicapai oleh anaknya. yakinlah saya, kali ini lagi2 doa ibu yg dijabah.
bisa jadi apa yg didapat sekarang, adalah doa dan pinta malaikatmu di dunia. doa dr sujud yg khusyu pada Allah.
maka ketika sudah berada pada level tertinggimu saat ini, apalagi? masihkah mencapai mimpi mimpi lagi? mimpi wajib hukumnya, tapi apakah tidak ada asa untuk sekedar menyapa yg sudah semakin renta di rumah? tidakkah sadar, ilmumu, jabatanmu, adalah aliran doa dr hamba Allah yg selalu mengharapkan kesehatan dan ketenangan dengan hanya meminta anaknya untuk sehat selalu? ketika jauh dari mata hanya bisa berdoa, lindungi anakku ya Rabbi.. bahagiakan diaa..lancakna urusannya... tp apakah anaknya terketuk hatinya dan menginginkan untuk menyapa, menemani, dan memeluknya sejenak?? atau hanya rabbighfirli waliwaalidayya.. tp tingkahmu, lakumu, apakah sudah menenangkan mereka? atau jgn2 itu hny sebuah rutinitas kata bu guru yg wajib saat sholat fardhu?
dengarkan mereka, sapalah mereka, betapa besar jiwa ibu yg rela ditinggalkan anaknya berbulan2 bahkan tahunan.. yg tnp meminta anaknya untuk pulang..
tegakah sampai ibumu memintamu pulamg, yg bahkan pinta pulang dr ibumu kau balas dengan janji dan ucapmu yg tak pasti? pulanglah.. ibu hanya ingin memastikan anaknya baik-baik saja, tdk kurus, tidak sayu, tidak kusut. ketika melihat hidung anaknya, bisa kamu bayangkan bahagianya dan tenangnya bapak dan ibu.
ketika kamu menjadi orang hebat, masih mau kembali berkelana? iya bapakmu,ibumu, tdk akan melarang kamu kembali pergi kemana saja, mereka tidak akan tega tidak mengabulkan keinginan anaknya, tidak akan. silahkan, tapi ingat, mereka punya masa.
Dan saya tidak sedang bergumam dusta, tanyalah pada teman2 saya apa saja usaha saya untuk meraih mimpi saya setelah sarjana. Saya beli apa, ikut kursus apa, komunitas apa, dikosan mengganti isi tas lalu pergi lagi. Tapi apa tega melihat riangnya ortu menemani anaknya yg makan lahap di rumah, lalu saya pupuskan lagi keceriaan itu? Rasanya tidak lagi tega untuk meminta izin merantau lagi. Saya pernah sindir halus nggak mempan, sindir tajam sekalian, malah dijawab dengan sindiran yg intinya larangan. Iri sebenarnya, tp biarlah, hidupku apalagi kalo bkn untuk mereka, bisa saja masa saya untuk mereka menipis. Mungkin ketika merantau lagi, saya akan pulang setahun sekali, pun ketika pulang sebentar ternyata sudah dipinang sama anak orang, di rumah duduk sebentar, diijab, lalu pergii selamanyaa.. Pulang setahun sekali, ya kalo pulang. Masa perempuan untuk ortunya selesai saat ada kata "sah" kan? Pun sama, saya perempuan, biarlah saya peluk mereka, saya turuti mereka, sebelum saya akhirnya tiada di hadapan mereka lg.
Purbalingga, Februari 2016
Saya tulis ketika saya sadar segala mimpi, usaha yang sudah saya keluarkan ditangguhkan oleh Allah, sampai ada waktu yg tepat nanti.