Kamis, 15 Desember 2011

Beberapa faedah taubat dan istighfar

1. Sebagai penolak bala dan azab dari Allah SWT.
Disamping sebagai sebuah kewajiban, taubat juga sebagai benteng dari turunnya azab Allah SWT. Firman Allah SWT:
"Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada diantara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun". (QS. 8:33)
Abu Musa Al Asy’ari r.a. pernah mengatakan tentang ayat di atas: "Kita mungkin masih bisa tenang pada masa hidup Rasulullah SAW, karena kita semua yakin bahwa Allah SWT tidak akan menurunkan azabNya selama beliau masih ada di tengah-tengah kita. Sekarang, setelah RasulullahSAW tiada, tidak ada lagi yang bisa menahan turunnya azab Allah SWTkecuali kalau kita senantiasa meminta ampun kepadaNya."

2. Taubat dan Istighfar pembuka pintu rizki.
Beberapa nash (teks) Alquran dan hadis menunjukkan bahwa istighfar dan taubat termasuk sebab-sebab rezeki dengan karunia Allah (QS.Nuh:10-12, Hud: 52).
Ayat yang lain adalah firman Allah:
"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan, dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari Kiamat." (Hud:3).

Dalil lain bahwa beristighfar dan taubat adalah diantara kunci-kunci rezeki, yaitu hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abdullah bin Abbas ia berkata,Rasulullah bersabda,
 "Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka."
Karena itu, kepada orang yang mengharapkan rezeki hendaklah ia bersegera untuk memperbanyak istighfar (memohon ampun), baik dengan ucapan maupun perbuatan.
Dan, hendaknya setiap muslim waspada, sekali lagi hendaknya waspada, dari melakukan istighfar hanya sebatas dengan lisan tanpa perbuatan. Sebab, itu adalah pekerjaan para pendusta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar