Jumat, 28 Februari 2014

Sebuah tulisan untuk mengingatkan kita bahwa kita pernah bersama disini, di TVRI stasiun Jawa Tengah (Bagian 1)

Praktik Kerja Lapangan atau singkatannya PKL
Sebuah kewajiban bagi kita, anak Teknik yang sedang menimba ilmu di Universitas negeri Semarang. Mungkin memang terasa berat sekaligus iri ketika fakultas lain sedang menikmati libur semester sedangkan kita justru harus berkutat pada pekerjaan sekaligus belajar di tempat asing. 

Entahlah kenapa bisa terdampar di sini.
Mungkin jika boleh aku mengingat, saat itu pendaftaran dan survey sudah banyak dilakukan oleh teman-teman kita yang lain, dan kelompok kita adalah yang terakhir atau bagian akhir melakukan survey, entah benar tidaknya kita merasakan hal itu dan seperti terburu-buru kita berangkat melakukan survey. 
Sebenarnya ingin di daerah Jogjakarta namun apa daya tidak ada waktu survey dan waktu senggang kita yang berbeda satu sama lain terutama si Beka, membuat kita memusatkan pandangan kita pada daerah Semarang saja, yang dekat sih kita pikir. 

Aku ingat jelas waktu itu di depan kosnya Nanda, aku, Histo, Candra,dan tentunya yang punya kosan berunding dibawah mendung yang benar-benar akhirnya menurunkan hujan. Boro-boro tempat tujuan, mau kemana saja kita tidak tahu. Akhirnya aku putuskan, apabila bukan provider maka ya stasiun TV, itu targetku dan untungnya kalian menyetujuinya. Dan setelah pertemuan itu kita berpisah sambil mengumpulkan alamat yang akan kita kunjungi besok.

Yups keesokan harinya kita berempat, karena saat itu Beka ada kuliah, jalan-jalan menyusuri jalan sambil tengak tengok nggak jelas. Melewati Tugu muda, jalan Pahlawan, Simpang Lima. Apabila ada provider atau televisi maka kami berhenti. Yang kami tuju pertama itu provider Indosat. Disana cukup berhenti saja di pos satpam lalu kami tanya-tanya. Ternyata batal karena selain ada seleksi, untuk bulan januari-februari sudah penuh. Kemudian lanjut ke provider XL yang memang cukup berdekatan. Lagi-lagi kita gagal, ternyata sudah ada yang mendaftar disana, rekan kita sendiri. Inginnya sih sebelahnya persis ada Smartfren tapi sepertinya kami tidak minat, hehehe. 

Akhirnya karena aku ingin di stasiun Televisi, kita menuju ke TVRI stasiun Jateng. Pengennya aku pribadi sih ke Trans TV atau Trans 7, tapi apa daya jauh banget meeen.. jadinya ya ke TVRI saja, yang sudah tingkat Nasional, dekat pula, minimal kan dirumah keliatan kalo sukur-sukur masuk TV, hehehe
Disana ya kami diterima oleh Bu El, yang akhirnya aku tahu nama lengkapnya Bu Eleonora, keren banget namanya.. disana disambut ramah dan antusias banget namun juga kebingungan, kok kantornya sepi sekali? nggak seramai saak main ke Trans.. tapi ya sudah lah,, cuek saja..

Lalu setelah ke TVRI kita meloncat ke belahan bumi Semarang yang lain, yaitu PT.KAI daop Semarang. Pertama main ke Stasiun Poncol, kami diarahkan ke kantornya saja, yang ada dimana itu lah sekitar Paragon, aku sih kurang hapal namanya, disana juga disambut ramah dan antusias, hanya saja aku pribadi kurang suka, karena hanya dikasih jobsheet saja, padahal aku pengennya dapet ilmu yang bener-bener ilmu baru.

Akhirnya Bismillah kita pilih TVRI sambil berharap ketemu artis disana, hehehe

Sabtu, 22 Februari 2014

Nulung kepentung, Nulung mentung, Nulung dipentung,,, wegah Nulung!!!

Sebagai makhluk sosial rasanya malas sekali apabila kita tidak punya teman. Apa-apa sendiri dan nggak banget
Maka dari itu aku sadar 1000% kalo teman amatlah berharga, kok bisa?
Iya berharga banget buat aku, makanya aku rela lakuin apa aja yang bisa buat mereka bahagia walaupun dengan mengurangi rasa bahagia yang seharusnya aku dapatkan. Buat aku tidak apa-apa karena kebahagiaan sesungguhnya adalah ketika melihat orang lain bahagia karena kita, buatku itu.

Ada pepatah jawa mengatakan "Nulung kepentung" yang artinya menolong lalu kemudian kena apesnya juga, (nulung=menolong; kepentung=terpukul). Ini menandakan atau menceritakan seseorang yang menolong lalu kemudian kena imbasnya juga ato ya sama-sama menderita lah karena menolong orang lain. Kalo yang ini sih aku pikir sudah resiko ya, anggap saja sedang ada maling yang dipukuli ato dipentungi, nah kemudian ada orang nolong tuh, eh malah dipentungi sekalian alias ya kepentung sendiri.
Hampir sama juga pepatah jawa mengatakan "Nulung mentung" yang artiya menolong sambil mukulin (mentung=memukul). Kalo yang ini biasa keliatan kalo orang penjilat ato penghianat yang ada maunya, biasanya pura-pura membantu eh malah membuat jadi tambah rugi. Tipe kayak gini ya ada juga lah dan ya kalo istilah remaja sih "nusukk dari belakang" sakit bo' rasanya, nusuknya aja pake dobel "K".. sakkit lah rasanya.
Dan yang terakhir nih "Nulung dipentung" yang artinya sudah menolong dipukul pula (dipentung=dipukul). Sebagai seorang manusia yang punya hati, akal pikiran, perasaan, gimana coba rasanya ketika sudah menolong malah dipukul? apalagi ketika menolong jelas mengurangi "porsi" kebahagiaan kita. Iya sih kita mau nolong tapi ya dipikir juga lah masa udah rela-rela nolong, dipentungi pula. Hancur hatiku.. itu pasti yang dirasakan.

Memang sih pada dasarnya kalo nolong orang itu ada hal yang dikurangi dari kebahagiaan kita, tapi kalo berhasil kan bahagianya luar biasa. Cuma dengan pepatah yang jumlahnya tiga buah itu bikin kita jadi mikir berjuta-juta kali buat nolong orang. Kok bisa? laik jelas bisa tho.. sekarang siapa yang mau menolong lalu kemudian menjadi rugi sendiri dan malah berubah posisi menjadi orang yang butuh pertolongan? ada yang kayak gitu???
Manusia juga karakternya berbeda, ada yang sudah tahu, ada yang tahu diri, ada yang nggak tahu diri, dan juga yang paling ngetren saat ini tipe cukup tahu, hehehe. Dan orang yang butuh pertolongan juga bukan cuma tipe yang tahu diri, ada juga yang tipe sudah tahu, nggak tahu diri, bahkan nggak sedikit tipe cukup tahu yang juga butuh pertolongan. Masa iya kita mau milih-milih waktu mau nolong? dan emang kita tahu tipe orang itu sebelum berhasil kita tolong?? hellow.. gimana yak? susah lah pastinya. Nah aku yakin yang baca tulisan ini ama sekaligus yang nulis (hehehe) pasti tipe yang tahu diri dan tipe yang sudah tahu,jadi ya jangan sampe deh menjadi tipe yang ketiga apalagi yang keempat. Dan seenggaknya aku juga tidak akan memaksa ato menjudge sesuatu, kalo pada akhirnya manusia menjadi wegah nulung..
Sepertinya lebih dekat ke era liberalis, yaudah gapapa, daripada kepentung, mentung dan dipentung..prinsip baru,.. wegah nulung!!!

Sekaran, 22 Febuari 2014
Yahyati Aulia

Senin, 03 Februari 2014

Historiyani Hakiki, like a mom in my adventure :D


Namanya Historiyani Hakiki
Dan setiap orang yang ditemuinya kemudian dia memperkenalkan diri, sudah barang pasti dan sudah barang tentu pasti bertanya,"bapakmu guru sejarah ya". atau ya mepet dikit sama "bapakmu pejuang ya?".. dan jawabannya pasti IYA sambil senyum lebar banget,, wkwkwkw dan aku yang ada disebelahnya ikutan ngakak-ngakak sambil menghitung ada puluhan orang yang bilang kayak gitu, hehehe
Dia ini cewek, hehe (yaiyalah ada kata -yani ya jelas cewek) dan subur amat dia.. seneng liatnya kayaknya hidupnya ini mudah banget tanpa masalah, tapi berbeda ama cewek kebanyakan termasuk aku yang ribut masalah berat badan, eh dia dengan santainya menghadapi semua ini dengan sukacita. Aku yang dibilang cukup aja pengen diet, eh dia dengan santainya nggak mau diet, pernah sih cuma ya mungkin karena faktor gen jadinya yaa nggak berhasil, hehehe emang sih kalo ngomongin faktor gen dan keturunan sepertinya semuanya sudah mentok tok.

Kalo inget aja perkenalan dengannya ini ni aku suka banget ketawa geli. Aku inget banget waktu itu aku keterima SNMPTN jalur Undangan -jalur tanpa tes- kemudian ada fase yang namanya lapor diri, alias melaporkan diri kalo kalo peserta yang lolos itu beneran ada, hehehe bukan fiktif belaka. Nah setelah bersusah payah mencari nama saya pada kursi yang tersedia, lalu biasa lah karena seorang diri jadinya ya kenalan kanan kiri laah biar rasanya hidup nggak sendiri di tempat asing. Pertama aku kenalan sebelah kiri aku yang kayaknya emang sudah ramah namanya Robitoh Azizah, kemudian kenalan sebelah kanan, pas aku tanya namanya siapa? dengan suara pelan bin nggak jelas alias samar-samar aku sih dengernya "restu" trus aku tanya lagi ini anak sebenarnya siapa.. eh dengan jawaban yang pelan juga namanya "restu" pokoknya aku dengernya gitu, habis itu dia smsan terus pokonya, mainan hp terus dah, ya udah aq ngobrol ma temen sebelah kiriku terus sama sebelahnya lagi namanya Nanda Yuli Setiawan sambil dalam hati ngumpat-ngumpat jangan sampe aku temenan ama makhluk disebelah kananku ini. Terus pas akhiran aku liat tagname dia, namanya Historiyani, nah baru sadar namanya dia.
Terus ada tahap verifikasi, dan bla bla bla lainnya sampe deh kemudian yah biasa namanya maba ada aja berbagai tetek bengek tentang OSPEK yang dipertanyakan juga keabsahannya, tiba-tiba ada inbok masuk lewat facebook dari Historiyani Hakiki, nanyain sepatu pantofel, ya maklum karena saya cukup terkenal waktu itu sehingga nanyanya ya ke saya, hehehe (belagu-red) ya saya eh aku jawab seadanya .
Kemudia masuk kos, biasa lah kenalan-kenalan gitu, ealah pas masuk ke lantai atas kebetulan kamarku itu lantai bawah, kenalan ama anak cewek, pas dia ngenalin diri namanya Historiyani. hadeeh langsung deh aku bilang,"kamu ya yang inbok aku" hehe sambil berbalik badan terus bilang dalam hati -aku nggak berani bilang langsung-, dalam hati bilang gini, "aduh sialan mimpi apa gue ketemu anak ini, sekos pula, haduuh" ya udah deh.
Habis itu ternyata temennya dia satu kos ama temenku yang namanya Baiti Kharisma Sari (ntar aku ceritain deh di episode selanjutnya tentang Baiti ini), yaudah pas aku main ketemu ama dia ya jadilah kumpul-kumpul satu geng.. geng aku gabung ama geng dia.

She is like my mom in there, huum suer deh. 
Deket ama dia yang deket banget aku sih lupa  persisnya kapan, dia mulai jadi kayak mom ku juga aku lupa kapan dan dimana dimulainya kayak gituan, yang jelas itu dia yang hampir serba ngatur aku, ngatur jadi beres. Aku tuh orangnya males banget yang namanya beres-beres kamar, aku males banget lah en suka ngebiarin kamarku berantakan dan ternyata dia paling anti kamar berantakan, kebetulan kamarku dan kamar dia kan beda tuh, nah pas dia main ke kamarku ya keadaan seadanya, langsung deh dia ngomel, "Uli kamar lho berantakan banget, cepet beresi, iki gowo rene, gowo rene, sing gag kanggo buangi!!!" dengan nada meninggi yang langsung bikin aku meloncat dan membereskan semuanya,, terus kalo misalkan aku bingung karena kamarku itu barang-barangnya buanyak banget sampe aku bingung naruhnya dimana,, at last aku manggil "His,, Histo,," dengan nada suaraku yang ngebas >_< dan dia dateng ke kamarku -kalo dia nggak males turun sii- lalu aku meminta dia jadi mandor, hehe dia ngasih komando gitu eh tapi kadangkala malah dia yang turun tangan ikutan mbantu, hahahaha bagian ini nih yang aku suka.. wkakakak
Beneran deh kalo ada apa-apa yang menyangkut rumah tuh sukanya sama dia, larinya ke dia, tanyanya ke dia, termasuk urusan makan, belanja danlain-lain. Dia nih yang ngenalin aku ke berbagai makanan yang berbeda, termasuk resep masakan, karena memang budaya kami berbeda, ehehehe dia kan Purwodadi, dan saya dari Purbalingga, jauh banget kan?? bahkan saya ngiranya Purwodadi itu bukan termasuk Jaawa tengah, hehehe.
Kalo dia pulang ke rumahnya juga aku sepi banget lhee,, nggak ada temennya, nggak ada yang buat cerita, hehehe.
Dan uniknya tentang dia itu, mungkin karena emang udah biasa sama aku, kadang ketika aku ngelawak di depan orang-orang, kebanyakan orang nggak pada mudeng, eh cuma dia yang mudeng en ngakak juga, hehehe

Entah mungkin ini sahabat atau gimana, malah akhirnya aku sama dia tuh jadi berteman sangat dekat, aku sayang banget sama dia udah kayak adikku sendiri karena kebetulan lebih tua aku, hehehe she is my best friend ever after ^^v

Pucang Gading, 3 Februari 2014
Ini anaknya lagi disebelah aku, lagi PKL bareng juga sama dia, hehehe

Kunci kesuksesan, Birul walidain

ini sih sudah lama aku tulis di catatan facebook, dan demi sebuah arsip aku copas aja yah,,

Purbalingga, 31 july 2011 

Saya yakin,ridho Allah adl ridho ortu 
Q sudah merasakan rasanya ridho ortu. 
Bermula ketika aq lu2s SD alhamdulillah dg NEM yg lmyan dan dg rasa pede aq mendaftar d SMPN favorit d kotaq. 
Bapak sama skali tìdak mendukung aq,bapak ingin aq sekolah d smp desa tempat bliau mengajar. 
Tentu aq menolak rencana itu mentah2,aq tdak ada niat mlanjutkan dsitu sdkitpun 
Dan dg berat hati bpak mengjinkan, 

Dsekolah fav itu,nilaiq anjlok bhkan peringkat 19,peringkat trbanyak yg pernah q trima seumur2 
Dan tingkah lakuq tdk karuan,slama 1 th q jalani dgn hampa dan tanpa makna,ilmu yg q dpt tdk berkah 

Kenaikan kls 8 akhirnya q dpindahkan k SMP Islam yg baru membuka pndaftran,ot0matis q kmbali mjd anak kls 7 
Aq tidak menyesal,q turuti kata bpakq karena q jg bingung dgn hdupq saat itu. 
Di SMPI q dtempa dan dituntut kmbali k jalan yg bnar. 
Alhamdulillah,bakatq akhirnya diketahui dan di olah disìtu,walaupun tidak pintar tp masih mendapat peringkat. 
Kalo q tdak nurut ortu,pasti q bkal jd preman d smp yg dlu. 

Lulus dg nilaì lumayan juga,q berminat masuk MA bukan SMAN krn q "dendam" dgn sekolah formal.Q ingin melanjutkan di kabupaten tetangga karena di kotaq tdk ada sekolah Islam yg favorit,tp lagi2 ortu menolak.Mereka tidak mau aq hidup jauh dr mereka, 
Q coba nembus MA dikotaq dgn mengincar beasiswanya. Aq sama sekali tidak minat sbenarnya,krn imej yg jelek menurutq,tp krn beasiswa,q masuk ja itung2 bantu ortu. 
Alhamdulillah dtrima. 
Dsana q dtmpa dan mendapat banyak pengalaman. 
1 ilmu yg q dapat 

"lebih baik menjadi kepala kucing daripada menjadi ekor harimau" 

Tidak perlu sekolah di t4 fav,krn qt akan tenggelam, 
Walaupun bkn fav tp qt mjadi bersinar,knp tdk? 

Setelah q lalui dg baik,tiba saatnya q UN. 
Sebelum UN ada pendaftaran PMDK. Jalur yg q impikan sejak awal. 
Bayangkan saja,cuma modal raport,masuk univ.negeri tanpa seleksi! 
Q sudah beli buku soal snmptn dan soalnya bner2 buatq gila. 

Q konsultasikan trz kpada 0rtu,"pak,bu, aq masuk kemana?ambil apa?" 
Selalu itu yg q lontarkan kapanpun. 
Bapak menyarankan masuk univ swasta yg dkat saja,q tidak mau,q ingin yg negeri walau jauh. Ibu mengizinkanq masuk negeri. 

Dgn mengikuti saran bapak,q mendaftar di unnes. Jur.ptik,mtk,pgsd yg q pilih. 
Siang malam q berdoa mh0n kringanan 
UN aq lulus,tp q masih tdk tenang dgn pgumuman snmptn,q berdoa dan menangis,jgn smpe q ikut snmptn ujian,q bodoh,pasti ngga mampu. 

Dan tgl 17 mei '11 q ke rumah pakde yg ada internetnya. 
Aq diterima d pilihan pertamaq. 
Aq gembira sekali,q peluk pakdeq sambil nangis,tdk percaya dgn apa yg q liat. 
Q peluk mbah putri yg setia menunggu semua ne. 
Karena jauh,ibu q kabari lwat sms. 

Benar2 anugrah Allah luar biasa. 
Q yakin bila q tdak mnuruti saran ortu sjak awal q tdk akan spt ne. 

Hanya 0rtu yg pny feeling sehebat ni 
Hanya d0a 0rtu,yg paling mujarab 

Terima kasih ibu 
Terima kasih bapak

https://www.facebook.com/notes/aulia-ully-lee/kunci-kesuksesan-birul-walidain/263643636983299 

Minggu, 02 Februari 2014

Maafkan yah, Logikaku bilang tidak.

Cinta ini kadang-kadang tak ada logika.. hehehe lirik lagunya Agnes Monica nih..
emm...bagi saya itu cuma lirik kook, yakin suer.

Keadaan yang jomblo alias single kadang memaksa saya untuk menyerah saat diajak keluar oleh orang-orang, terutama lawan jenis, saya akui itu.

Saya nggak munafik kok ketika ternyata saya juga butuh hiburan dan tempat berbagi,
Saya nggak bohong kalo manusia emang butuh pendamping
Tapi bagi saya tentu bukan perkara mudah apalagi saya bukan orang yang tipenya pacaran kilat, karena saya tipe yang setia dan berkomitmen, kalo nggak sreg ya nggak sekalian.

Yah ketika sendiri ini, tiba-tiba ada yang dateng, emm someone..
Bisa dibilang ini cukup lah masuk kriteria, lebih tua, mapan, baik hati,, hmm..yah mungkin ini yang selama ini saya cari.
Tapi ada yang kurang, bukan apa-apa sih, seenggaknya itu a+b=c, kurang lebih rumusnya kayak gitu, dan saya belum nemu rumus itu  padanya.
Memang sih, ketimpangannya ada, ketimpangan tentang apa ya.. emm mungkin sudut pandang, yang bikin saya benar-benar belum bisa berusaha dengan cara apapun.
Tenang bukan faktor kegantengan juga, saya sih nggak pernah melihat kegantengan seseorang, (yang penting enak dipandang aja -red), hanya saja ya anggap saja nggak nyambung lah faktor utamanya.

Oiya saya juga minta maaf tragedi memblokir fesbuk itu, yah itu tadi perbedaan yang menonjol, saya bukan anak alay lagi, saya udah bangkit dari ke-alay-an tapi ketika dia saya blokir padahal sudah saya kasih peringatan masih aja belum mudeng kenapa? apakah masih ditolerir? dikasih tahu aja belum mudeng coba, semakin memantapkan hati saja..

Jadi saya cuma bisa minta maaf, perkenalan yang singkat juga kamu udah berani "nembak" membuat saya juga tidak, tidak, dan tidak yakin sama sekali.
Dan yang utama sih karena beda keyakinan, kamu udah yakiiin banget sama saya, lah sayanya nggak yakin sama sekali, ya akhirnya tidak bisa bersama, hehehe

Pokoknya saya minta maaf ya..

Pucang gading, 2 Februari 2014