Terima kasih untukmu,
Yang mengajarkanku apa itu kehalusan,
Kesabaran, ketenangan,
Terima kasih untukmu,
Pada akhirnya aku yakin,
Akan ada orang yang bisa menaklukkan aku,
Menaklukkan kerasku, dan panikku, hiks.. Iya setelah ketemu kamu aku baru sadar, kalo aku panikan.
Kamu, iya kamu yang kini aku pilih untuk kutinggalkan.
Bukan karena rupamu, aku tak pernah menilai itu.
Bukan pula karena egomu, emosi, atau apalah itu.. Seriously kamu cukup sempurna secara inner..
Aku hanya lelah,
Aku yang sudah berjanji untuk tidak lagi pacaran,
Justru hampir merapuhkan bentengku, iya karena kamu.
Apa namanya jika setiap bangun yang kutunggu adalah kabarmu?
Apa namanya jika pagi hari whatsapp mu menyapa, bahkan mengejek jika aku bangun lebih siang darimu?
Apa namanya ketika aku tertawa terbahak-bahak saat kau ketiduran lagi sebelum berangkat kerja?
Apa namanya ketika kita sama2 menertawakan sistem di tempat kerja kita, lalu sama2 saling berbagi penderitaan tugas kerja?
Apa namanya ketika mau tidur kita sama2 saling mengejek dan berdoa semoga aku memimpikan kamu juga sebaliknya?
Bahkan kau minta aku membangunkanmu ketika aku lembur terlalu malam, jika suatu saat aku butuh teman ngobol, apa itu namanya?
Lalu kita saling mengejek dan melempar ledek serta berjanji akan membelikan bakso, es krim, bahkan aku akan mempreteli motormu, hahaha
Hahaha.. Udahlah
Jujur, itulah bahagiaku, dulu.
Hingga pada akhirnya aku sadar, aku yang sudah mewanti-wanti supaya kau jangan hubungi aku lagi, namun kita seakan saling membutuhkan,
Dan aku harus berhenti ketika aku sadar, aku sudah terlalu jauh bersamamu,
Kita tak pernah bersua secara lama apalagi berdua.. Hanya whatsapp, sudah hanya itu.
Tapi aku ternyata terlalu lemah ketika hatiku tak kuasa lagi, untuk menyadari aku membutuhkanmu.
Namun aku sadar, kau masih hanya ingin bersenang-senang dengan wanita.
Kadang beberapa hari hilang membuatku berfikir, mungkin kau sibuk dengan wanitamu lainnya,
Dan saat wanitamu lainnya membosankan, kau lari padaku.
Hahaha itulah alasanku sebenarnya, Aku lelah, sangat lelah karena aku sadar kebahagiaanku itu palsu,
Kebahagiaanku bersamamu bisa saja lari dan membuatku gantung diri dalam sekejap.
Sakit saat memandangmu, hampir setiap hari berpapasan, hingga kita seperti saling tak kenal lagi, meski dulu juga tetap pura2 tak kenal saat masih kita.
Tapi gapapa lah, aku tetap mengejar ridho Allah, aku sudah berjanji tak pacaran lagi, dosa.
Jika memang untukku apa lagi yg dapat menghalangi,
Aku hanya berdoa minimal yg nikah aku duluan, kalo nggak bareng waktunya jg gapapa, yg jelas aku ga mau keduluan kamu, jahat sih, tp aku mungkin tak akan tega melihatmu bersanding dengan wanita duluan dengan bahagianya..
Terima kasih juga yang sempat selalu ada saat ku butuh, aku sudah ngasih kode, sepertinya kamu peka, tapi nyatanya kamu inginnya main-main saja.. Ah sudahlah.. Aku tak terlalu cantik kan untukkmu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar